Membangun bisnis rent car solo
Membangun sebuah bisnis UKM yang berkesinambungan bukanlah hal mudah, perlu belajar dan jatuh bangun. Walaupun begitu, kepuasan bisa di dapat saat menjalani proses pembelajaran tersebut. Bisa menghasilkan sesuatu dari yang awalnya tidak ada, menjadi kebanggaan tersendiri di akhirnya. Untuk itu penulis ingin berbagi pengalaman suka dukanya dalam memulai bisnis rental mobil yang penulis jalankan. Semoga ada manfaatnya.
Bandara Ahmad Yani yang Terpencil
Tahun 2012, taksi di Semarang masih belum seramai sekarang, waktu itu kebanyakan masih tanpa argo atau pake sistem tiket, dan harganya tergolong mahal. Saat itu penulis masih bekerja di Jakarta dan beberapa kali dalam setahun pulang ke kampung halaman. Bandara Ahmad Yani terletak di Semarang Barat, dan tak ada moda transportasi langsung yang menghubungkannya ke Statiun Tawang, ataupun ke Terminal Terboyo. Terbayang repotnya kalo pulang ke Pati ( kampung halaman penulis ), penulis harus berganti ganti kurang lebih tiga kali kendaraan. Harus naik taksi ke Terminal Terboyo , kemudian naik bus umum, dan sesampainya di Pati harus naik ojek lagi. Ketika barang yang di bawa cukup banyak, sangat terasa tidak nyamannya. Dan hal tersebut berulang ketika penulis nantinya harus kembali ke Jakarta.
Rent Car Solo di Airport, Alotnya Tawar Menawar
Di waktu lain, akhirnya penulis memilih untuk menyewa MPV di bandara daripada berganti ganti kendaraan. Dan hal ini juga bukan hal yang gampang juga, karena penulis tidak tahu berapa tarif wajar untuk menyewa kendaraan. Beberapa kali harus pasang muka rada sangar untuk tawar menawar. Harga yang ditawarkan biasanya sangat tinggi, harus gigih dalam menawar. Dan yang tidak menyenangkannya, waktu diawal sang sopir mengiyakan ketika penulis bertanya apa ada kuitansi, dan tenyata dia hanya memberi kertas kosong yang kemudian baru ditulis ketika sampai tujuan. Mau tidak mau penulis menerima kuitansi tersebut, walaupun tak yakin nanti bisa untuk klaim ke kantor.
Rent Mobil Solo Pertama, Pelanggan Pertama
Pengalaman pulang pergi ke bandara yang merepotkan memberikan ide untuk mendirikan rental mobil. Awalnya penulis hanya ingin ada sebuah mobil di kampung halaman yang nantinya bisa di pakai untuk menjemput ke bandara. Dan hal lain yang mendukung niat penulis adalah kondisi orang tua penulis yang sudah tua, dan mereka belum pernah berpengalaman mempunyai mobil. Adanya rental mobil akan memudahkan mereka juga, setidaknya mereka tidak memikirkan lagi untuk mencari sopir dan memikirkan perawatan mobil.
Akhirnya penulis menguatkan niat dan berdiskusi dengan saudara, dan kebetulan saudara penulis baru saja keluar dari pekerjaannya sebagai senior marketing di salah satu dealer motor merk ternama. Kami memulai dengan membangun garasi, kebetulan ada tanah kosong dibelakang rumah saudara, dan mengangsur satu mobil. Saat itu hanya ada satu dealer mobil di kota kami yaitu Daihatsu, maka kami mengambil Xenia 1.3 CC. Untuk tahap awal kami hanya memberi tahu orang2 terdekat dan brodcast melalui SMS dan status di facebook. Begitu senangnya kami ketika mendapat pelanggan pertama, dan selanjutnya beberapa permintaan pun mengalir dari teman2 maupun saudara.
Jalan Terus atau Tutup (pailit)
Satu tahun pertama merupakan awal awal yang sulit, tanpa pengalaman yang memadai di bidang ini, kami meraba raba untuk membangun sistem. Dari awalnya satu mobil, dan ketika melihat perkembangannya yang cukup menjanjikan kami memberanikan diri untuk menambah dua armada lagi. Sesuai dengan perkiraan hampir setengah dari permintaan yang datang adalah untuk antar jemput ke bandara.
Setelah masuk ke bisnis ini, baru kami tahu ternyata pemain rent car solo sudah cukup banyak, dan juga permintaan untuk penyewaan tidak terprediksi. Di suatu waktu kadang semua mobil menganggur di garasi berhari-hari, di kala lain kami harus menolak karena masuknya belasan permintaan kendaraan sedang kami hannya mempunyai tiga armada.
Kondisi tidak pastinya permintaan kendaraan ini berlangsung terus menerus sampai beberapa bulan pertama setelah rental mobil ini berdiri. Sehingga mau tidak mau penulis harus merogoh kocek untuk menutupi biaya operasional dan kekurangan biaya angsuran mobil.
Selama beberapa bulan tersebut, kami mengharuskan rental mobil dengan memakai sopir, karena resiko untuk lepas kunci terlalu besar. Tetapi karena permintaan yang masih belum stabil kami memberanikan diri untuk mencoba menyewakan lepas kunci, dengan syarat-syarat yang cukup ketat.
Baru beberapa kali kami memakai metode lepas kunci, beberapa kabar buruk dari rental lain membuat kami berpikir ulang. Sering kali kami mendengar beberapa rental yang lain mengalami kerugian karena mobil yang disewakannya ternyata di bawa lari oleh oleh penyewanya. Beberapa rental tersebut bahkan akhirnya tutup karena masalah tersebut. Mendengar hal ini kami mengetatkan proses penyewaaan dan kembali hanya memperbolehkan sewa kendaraan dengan menggunakan sopir. Permasalahan lama pun harus kami hadapi dengan ketidakpastian permintaan. Kami harus mencari solusi untuk menstabilkan permintaan atau terpaksa tutup.
Online Marketing dan Pindah Kantor
Penulis menyadari bahwa untuk meningkatkan permintaan rent car solo, mau tidak mau disamping broadcast sms, rental kami harus memanfaatkan media dunia maya sebagai media marketing dan media branding . Untuk itu penulispun memberanikan diri membeli domain dan hosting, lalu kemudian membangun sebuah website. Untuk kemudian selama beberapa bulan kami beriklan melalui facebook dan google adwords. Setelah beberapa lama kami mempelajari, ternyata beriklan di facebook tidak terlalu efektif jika dibandingkan dengan google adwords. Hal ini karena bisnis rental mobil adalah bisnis jasa bukan bisnis produk, dan hanya dicari ketika orang membutuhkan. Ketika orang mencari sesuatu di dunia maya kebanyakan akan menggunaan google sebagai mesin pencari. Untuk itu kami memfokuskan untuk melakukan iklan hanya di google saja.
Untuk jangka pendek beriklan di google akan bagus, tetepi akan menyebabkan biaya marketing yang cukup besar. Maka untuk strategi jangka panjang kami memakai jasa konsultan SEO. Selama berapa bulan website kami pun dibenahi dan ditingkatkan kualitas isinya. Akhirnya sedikit demi sedikit permintaan akan sewa mobil berdatangan. Yang awalnya harus mensubsidi tiap bulan akhirnya rental kami membukukan profit. Karena banyaknya permintaan dari Solo, akhirnya kamipun memutuskan untuk memindahkan kantor dan armada ke Solo.
JogloSemar yang Menjanjikan
Permintaan untuk rent car solo yang semakin meningkat membuat kami terus menambah armada. Dari hanya satu armada di tahun 2012 berkembang menjadi belasan armada saat ini. Staff kami pun bertambah seiring dengan penambahan armada. Permintaan ternyata tidak hanya datang dari Solo, tetapi juga banyak dari Semarang dan Jogja. Tak heran karena kedua kota tersebut juga memiliki bandara international sendiri, selain itu banyak wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah & DIY biasanya akan membidik objek2 wisata di ketiga kota tersebut ( Jogja, Solo, Semarang ) atau disebutnya Joglosemar. Untuk mengantipasinya rental mobil kamipun mulai membuka pelayanan di Jogja, dan kemungkinan dimasa datang Semarang akan menyusul. Semoga bisa terus berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar